Hii.. thank you so much for visited my blog. i love writing, why? because writing can give me a new idea.. semoga terhibur dan selamat membaca..~

Selasa, 22 Juli 2014

Power Of Love~

“Power Of Love” – part 9

***                

*keesokannya disekolah

-hari ini jam pertama kelas  adalah olahraga, saat pemanasan aku berbaris tepat disamping justin. Justin senyum dengan mengalihkan arah kepalanya ke arahku kubalas dengan senyuman kecil dibibirku, saat itu terasa seperti surga dalam hidupku -

“(yn), kau sakit? Kenapa kau terlihat pucat?..” Tanya justin

“ee..” belum selesai aku menjawab pertanyaannya lalu justin

“kalo kamu sakit minta izin gk ikut aja ntarr pingsan lohh, kamu istirahat aja di UKS, paa…” lanjut justin dan 
hendak memanggil guru olahraga

“ssttt…” ku letakan jari telunjukku tepat didepan bibir justin “engga,  gk usah aku gk sakit kok lagian kata 
siapa bibirku pucat engga ini tadi pagi abis main bedak sama jaxon jadi mungkin ini bedak” sambil sedikit 
kuusap bibirku

“ohh yaudah, tapi kau jgn terlalu kecapean yaa soalnya kamu kayak lemas gitu” jawab justin sambil 
meletakkan tangan kanannya dipundakku

-kuarahkan pandanganku kearah tangan justin yg berada tepat diatas pundakku itu lalu aku tersenyum kecil-

“emm iyaa makasih”

-lalu kami memulai pemanasan, baru melakukan beberap gerakan tiba2 saja penglihatanku menjadi buram 
seperti tertutup sebuah kain hitam dadaku terasa sakit yg begitu dahsyat lalu tiba2 aku merasa bahwa tubuhku telah jatuh dari posisiku semula, dan aku merasa bahwa tangan yg memegang tubuhku itu adalah tangan justin,  setelah aku merasa seperti itu aku tak tau lagi apa yg sedang org2 lakukan taktahu apa yg orang2 katakan aku merasa diriku sedang tertidur pulas-

***

-tiba diruangan uks-

-perlahan mataku mulai terbuka walaupun belum terlalu jelas terlihat seseorang yg berdiri tepat disamping 
tempat tidur UKS itu seperti justin-

“justinn..” ucapku tersenyum dan hendak bangun dari tempat tidur

“aku ridho (yn)” jawab ridho yg berdiri disampingku

-ternyata itu ridho, aku merasa kecewa aku mengira justin yg membawaku dan menggendongku ke UKS 
ternyata aku salah ridho lebih perhatian kepadaku disbanding justin-

“tunggu sebentar yaa, aku telpon ibu kamu dulu”

-kubalikkan posisi tubuhku dan tak terasa aku meneteskan air mata, pikiranku terus bertanya kemana justin? 
Kenapa dia tidak ada disaat aku kayak gini? Apa dia emang sama sekali tak menyukai ku? Aku menangis 
aku berharap justin ada disampingku seperti yg dilakukan ridho-

“(yn)..” panggil ridho

“iyaa” sambil mengusap pipi

“kamu nangis?”

“ahh engga kok, kamu kenapa nelpo ibu?”

“engga, tadi pas kamu pingsan ibumu mau kesini nah ini aku mau kabarin kalo kamu udah sadar”

“ohhiya kalo gitu, makasih ya ridho”

“iya sama2, (yn) aku mau ngomong sebentar”

“ngomong apa dho?”

“emm.. aku suka sama kamu”

-aku diam sejenak dan kutundukkan kepalaku aku bingung kenapa ridho bilang gitu-

“(yn) kamu suka kan sama aku? (yn)? Kok kamu diam?”

“kamu gk lagi becanda kan dho?”

“engga (yn) aku serius dan ini yg harusnya dari dulu aku bilang sama kamu”

“tapi dho..” jawabku terputus

“tapi apa (yn)?”

“aku belum bisa jelasin..” aku berjalan menuju ruang UKS

“(yn) tunggu sebentar..”


***

If you're a readers please leave a coment :D

Power Of Love~

“Power Of Love” – part 8

-saat tiba dirumah, segera aku masuk kamar dan meluarkan handphone lalu aku mencetak semua photo yg kuambil disekolah tadi. Ketika aku hendak mencetaknya aku mendengar suara pintu yg perlahan terbuka seperti seseorang yg hendak mencoba membukanya, namun tak begitu kuhiraukan. Terus kulanjutkan mencetak poto itu dan suara pintu itu terdengar lagi oleh ku. Perlahan aku mendekati pintu kamarku itu, dan ternyata jaxon lah pelakunya-

“nah loh, ayo mau kemana? Kamu ngapain sih disini?” Tanyaku mencubit telinga jaxon

“ampun kak ampun..! sini deh biar jaxon jelasin mending kita masuk kekamar kakak aja ya, biar asik jaxon jelasinnya” jawab jaxon dan menarik tangaku kedalam kamar

“duh.. lepasin dek”

“bentar ya kak.. jadi gini..” jelas jaxon yg masih menarik tanganku itu

-!!!!!!.. dan.. tahu apa yg terjadi?? Jaxon mengambil photo yg telah selesai dicetak diatas alat tersebut, lalu 
dia melepaskan tangaku-

“ohh., jadi ini yg mau kamu jelasin ya? Jadi ternyata tadi kamu ngintipin kakak yaa? Balikin gk poto itu?”

“iya, dari tadi juga jaxon perhatiin kakak senyum2 sendiri. eh pas liat dimonitor computer kakak ada 
potonya kak justin”

“loh.. kau tau namanya dek? Tau dari mana?” tanyaku dengan sedikit menundukan badanku

“ya tau dong, gktau dari mana2 sih. Kan dibajunya kak justin tertulis tuh namanya Justin Drew Bie.. apaan 
sih ini kok gk jelas lagi tulisannya, kakak motoinnya kurang jelas sih” jelas jaxon mengangkat poto itu

“ihh.. sini dong balikin!” lanjutku sambil merampas poto itu dari jaxon, namun jaxon berlari dan pergi dari 
kamarku

“duh.. bisa-bisanya ya aku dibodohin sama anak sekecil jaxon? Yaudah gkppalah, toh aku kan masih punya 
poto justin”

-lalu aku mencetak poto justin yg lain, dan kuambil diary dari justin itu dilemariku dan langsung ku tempelkan 
poto justin yg telah ku cetak didepan cover diary tersebut. Setelah selesai, aku mengambil beberapa 
gambarku. Tapi ketika aku hendak berfoto ternyata lampu kameranya dalam posisi on, dari situ aku 
menyadarinya. Malu pasti yg aku rasain tapi yg lebih aku takutkan kalau justin sampai tahu bahwa aku 
mengambil gambar dirinya. Tapi tak apalah, sekalian agar justin peka dengan perasaanku. Setelah 
kutempelkan poto ku dan poto justin dicover buku diary berwarna ungu dengan gambar hati didepannya 
serta taburan kelopak bunga mawar berwarna pink akupun mengembalikannya ketempat biasa aku 
menyimpannya selama beberapa tahun ini-

“(yn), kamu makan dulu yaa nanti setelah kamu makan langsung minum obat, itu obatnya Cuma tinggal beberapa doang udah hampir habis kok. Jadi jangan ditunda2 lagi ya minum obatnya biar cepat sembuh” kata ibuku yg berdiri disamping pintu kamar

“iya bu, entar (yn) minum kok. Bu tapi (yn) heran deh, perasaan (yn) Cuma sakit biasa tapi kok gini banget 
sih bu? Perasaan gk ada deh penyakit biasa yg sembuhnya lama banget kayak (yn)”

-tiba2 ibuku meneteskan air mata, aku tak tahu apa karena perkataanku tadi menyinggung perasaan ibuku 
atau ada yg salah dengan kata2 yg aku ucapkan tadi-

“ibu kenapa bu? (yn) salah ya bu ngomong kayak gitu?”

“gk sayang kamu gk salah kok., kamu harus kuat (yn). Jujur sebenarnya ibu sama ayah masih belum siap 
memberitahu tentang penyakitmu nak, tapi ibu pikir kamu udah cukup dewasa untuk mengetahui penyakit yg 
kamu derita, kamu punya divonis dokter kanker hati, tapi ayah sama ibu janji akan berusaha agar kamu bisa 
sehat kyk teman2mu yg lain” perlahan ibuku memelukku dan mengelus2 jilbab yg masih terpakai dikepalaku itu

-secara tiba2, aku meneteskan air mataku tak dapat kuhentikan air yg terus mengalir dipipiku itu. Sekarang 
aku sudah mengetahui penyakit yg aku rasakan selama bertahun2 ini, mungkin itulah alasan semua orang tak 
ingin membertahu penyakitku bahkan dokter spesialis ku sendiripun tak mau memberitahuku-
“kamu harus tetap kuat ya nak, banyak kok orang yang mengidap penyakit sepertimu, dan mereka bisa sembuh. Karena mereka tetap semangat menjalani hidupnya, yakin kalau orang2 disekitar kamu sangat menyayangimu”

“tapi, (yn) masih gk bisa nerima semua ini bu.. kalo seandainya (yn) meninggal gimana bu?”

-ibuku langsung melepaskan pelukannya dan..-

“(yn), kamu gk boleh ngomong gitu ah.. pokoknya haru yakin kalo kamu masih diberi kehidupan yg panjang 
sama allah, ingat ibu ayah jaxon dan teman2mu sangat menyayangimu. Jadi kamu harus kuat demi org2 yg 
menyayangimu”

-terlintas dipikiranku tentang justin, karena sampai saat ini justin tak pernah tahu bahwa aku sangat 
menyayanginya. Aku sangat berharap justin akan menyayangiku juga, mungkin itu kebahagian terindah yg 
dapat aku rasakan setelah kasih sayang dari keluargaku jika itu memang benar terjadi-

“(yn), kamu kenapa nangis?” Tanya ayahku yg baru saja datang

“(yn) gkppa kok yah, (yn) akan berusaha kuat melawan penyakit kanker ini yah”

“engga nak kamu gk sakit kanker kok, penyakit kamu gk separah itu sayang. Udah yaa kamu istirahat aja”

-ayah kemudian menarik tangan ibuku menuju keluar, perlahan kuikuti mereka-

***

-kulihat ayah dan ibuku bertengkar karena ibu yg memberitahuku tentang penyakit yg aku derita, ayah terus menyalahkan ibu, ingin rasanya aku mendekati mereka dan menjelaskan semuanya namun aku tidak berani. Taklama aku melihat dengan kedua mataku ayah menampar ibu yg sedang menangis, dan aku pun langsung menghampiri mereka dan kupeluk ibu yg memeggang pipi sambil menangis-

“yah.. udah dong ibu gk salah kok, (yn) juga gkppa dikasih tau tentang semuanya malah (yn) senang jadi kalo (yn) nanti udah gk ada (yn) udah tenang karena udah tahu penyakit yg membunuh (yn), ayah jangan marahin ibu yah”

-tiba2 jaxon berlari dari kamarnya dan memelukku yg berdiri diruang tamu sambil menangis-

“kakak jangan tinggalin jaxon, jaxon tahu jaxon selama ini suka bikin kakak marah. Tapi jaxon sayang sama 
kakak jaxon gkmau kakak ninggalin jaxon pliss kak jangan tinggalin jaxon”

-kutundukan sedikit badanku dan kupeluk jaxon dengan erat dengar air mata yg terus bercucuran-

“iya, kakak gk bakalan ninggalin jaxon kok, kakak akan selalu ada buat jaxon kapanpun jaxon mau. Kakak 
lebih sayang sama kamu dek, kakak gk mungkin tega ninggalin kamu. Kamu jangan nangis yaa, masa anak laki2 nangis sih” sembil kuusap air mata jaxon dan kuajak sedikit tertawa

“promise me kak”

“promise”


-ketika aku mengangkat tubuhku, terilhat ayah yg selalu terlihat kuat didepanku itu menangis. Tak tahan 
rasanya aku melihat semua orang menangisiku, aku pun berlari menuju kamar tanpa bicara kepada mereka-


If you're a readers please leave a coment :D

Power Of Love~

“Power Of Love” –Part 7

-setelah kurang lebih 1 tahun aku duduk dikelas 10,sekarang tiba waktunya kenaikan kelas. Aku sangat bersyukur karena aku masih diberi kehidupan hingga sekarang, tapi suasana tahun ajaran kali ini tampak berbeda karena aku tidak satu ruangan lagi dengan citra. Aku satu ruangan dengan ridho dan justin, tetapi aku senang karena justin tak lagi satu kelas dengan sofia, suara keramaian kelas terus kudengar. aku hanya duduk memperhatikan justin yg berada disampingku, sesekali aku melihat justin yg menolehkan pandangannya kearahku lalu aku memutarkan kedua bola mataku kearah yg lain, aku melihat seperti justin sedang gelisah seperti dia ingin menuju kekursiku sesekali justin berdiri menuju kursiku aku merasa gugup ketika justin melangkah kearahku, namun baru 1-2 langkah dia kembali ke kursinya lagi. Tiba2 ada seseorang yg memanggil -

“(yn)..” panggil ridho

-kualihkan pandanganku menuju ridho yg sedang berdiri didpanku itu, lalu ridho mengambil posisi tepat dikursi sebelahku-

“ngapain Cuma bengong sih? Ketawa dong?” kata ridho sambil sedikit menarik kedua pipiku

-terlintas dimataku justin sedang memperhatikan aku dan ridho, taklama justin pun keluar kelas-

“ih apaan sih,. Kan gk ada yg lucu juga” jawabku pada ridho dan segera melepaskan tangan ridho dikedua 
pipiku

“yaudah, kita kekelasnya citra yukk?”

“iyaiya, kangen deh sama citra”

-lalu aku dan ridho menuju keruang kelas citra yg letaknya diseberang kelasku, jadi tak begitu jauh untuk 
kami bertemu dgn citra-

“citra, kamu lagi a..” tanyaku terputus

-sangat sulit aku mempercayai semua itu, ternyata justin pergi tadi untuk kekalas sofia bukan karena dia 
cemburu melihatku dgn ridho. Secepat mungkin aku keluar dari kelas itu dan kembali kekelasku, tanpa 
menghiraukan citra dan ridho yg terpaku melihatku. Terus kuyakinkan diriku bahwa justin memang sudah 
punya orang lain dan itu bukan aku, air mataku rasanya sangat ingin jatuh namun terus kupertahankan agar 
tidak jatuh mengenai apapun yg berada dibawahnya-

“duh.. (yn) kamu kok ninggalin kita berdua sih? Baru juga sampe kekalasnhya citra” kata ridho dengan nafas 
yg agak sedikit sesak

“iya nih, kelasku bau yaa?” lanjut citra

“engga kok engga bukan itu, tadi aku.. emm tadi aku baru ingat kalo aku bawa handphone jadi mau 
disimpen dulu ntar ada razia lagi” jawabku sedikit gugup


-yaa hari ini aku memang sengaja membawa handphone karena aku ingin mengambil beberapa poto justin 
sebagai kenang2anku, setelah bel berbunyi dan jam pelajaran telah dimulai guru fisikaku datang memasuki 
kelas. Ketika dia sedang menjelaskan dipapan tulis dan pandangannya sedang tidak menuju kearahku, 
perlahan kubuka tasku yg paling depan dan mengambil handphone. kulemparkan segumpal kertas kepundak 
justin, tujuanku agar justin mengalihkan pandangannya kearah kameraku dan aku pura2 sedang memainkan 
hp. ketika justin tepat mengarah ke lensa kameraku, kuambilah beberapa gambarnya dengan cepat agar aku 
dapat mengambil gambarnya lebih dari Satu. Setelah tubuh justin berbalik arah kulihat justin sedikit tertawa, entah karena apa-


If you're a readers please leave a coment :D

Power Of Love~

“Power Of Love” – Part 6

-sudah 2 minggu aku dipertemukan dengan justin, hari ini aku akan terapi lagi. Tak ingin rasanya aku meninggalkan satu hari pun tanpa bertemu justin. Aku sangat ingin sekali masuk sekolah namun aku tak bisa menunda waktu terapiku-

*sekolah

“dho, (yn) gk masuk? Kok tumben kamu perginya sendiri?” Tanya justin yg sedang berdiri didepan kelasku sambil memegang roti

“engga, hari ini jadwal terapinya (yn)”

“loh, emang terapi apaan? (yn) sakit?”

“yahh gitu deh”

“dia sakit apa dho?” Tanya justin

“gktau”  jawab ridho

-citra yg mendengar percakapan mereka langsung menghubungiku lewat pesan, saat itu aku sedang menjalani terapi hp yg masih berada digenggaman ku pun itu tiba2 berbunyi. Cepat2  ku buka, dan ternyata itu pesan yg sangat membuatku bahagia, lagi2 justin perhatian dgnku. Aku percaya dengan citra karena tidak mungkin citra hanya berbohong agar aku tak sedih lagi dia temanku dari SMP waktu yg tidak singkat aku dekat dengan citra. Begitu bersemangat aku membaca pesan itu-

*backtoschool

“eh, hari ini sepulang sekolah kita main ke rumahnya (yn) yukk?” kata  justin

“wah bagus tuh idenya” jawab citra

***

-setelah aku kembali kerumah, kubaringkan badanku yg lelah itu diatas kasur berwarna ungu serta boneka teddy bear yg sangat aku sayangi. Lalu kuambil diary didalam lemariku dan mencoba menulis kebahagian hatiku hari ini. Setelah kututup diary itu, tak lama aku mendengar suara ketukan pintu dan terdengar suara justin yg sedang memanggilku. Namun aku tidak percaya, aku mengira itu hanya halusinasiku saja. Beberapa ketukan pintu sudah kudengar dan terdengar pula suara citra dan ridho, semakin jelas ditelingaku. Lalu aku keluar kamar dan membuka pintu, dan apa yg terjadi???, tak ada orang sama sekali yg berdiri memanggilku apalagi justin. Betapa kecewanya aku-

***
-keesokan harinya disekolah-

*sekolah

“(yn), kok kemarin kita kerumahmu gk ada orang sih?” Tanya justin yg baru saja tiba disekolah

“iya (yn), perasaan aku ngeliat kamu udah pulang dari terapi, tapi kok gk ada orang?” Tanya ridho

“aku ada kok, pas aku keluar bukain pintu eh kalian udah gk ada. Jadi kupikir itu hanya halusinasiku saja, 
maaf ya”

“duh.. makanya (yn) jangan suka ngelamun terus biar gk lemot” lanjut citra

“apaan sih..”

-sesal yg begitu aku rasakan saat itu terobati karena justin memang benar datang kerumah ku, namun akan 
lebih bahagia jika aku cepat membuka pintu kamarin-

“yaudah, aku kekelas dulu ya. Kasihan Kayla udah nungguin” lanjut justin

“hah?! Kayla?” Tanyaku terkejut

“iya, kenapa?” Tanya justin

“ee..engga kok” jawabku sedikit terpatah

-yg ada dipikiranku saat itu bahwa justin sudah punya pacar baru lagi, sakit rasanya yg aku derita. Namun begitulah kenyataan yg harus kuterima-

“kayla itu, sepupu ku yg pindah sekolah dia juga satu kelas denganku” lanjut justin

“oh.. kamu just, kirain cewek baru lagi. Aku aja sampe sekarang masih single happy” kata ridho

“iya just, lain kali jelas2 ya kalo ngomong” lanjut citra yg sedikit kesal dengan justin


-akhirnya,.. itu tidak benar, senang rasanya aku mendengar itu. Namun justin tetap saja milik sofia bukan 
milikku-


If you're a readers please leave a coment :D

Power Of Love~

“Power Of Love” – part 5

-aku ridho dan citra memang kurang akrab dengan justin karena selain kelas yg berbeda juga jarak kelas justin yang jauh dengan kelas kami bertiga. hari perhari telah kujalani-

*depankelas

“cit, justin kalo dirumahnya suka ngapain yaa?” tanyaku kepada citra

“yaa gitu dia suka main piano, wihh bagus loh dia mainnya”

“beneran?”

“yaiyalah masa aku bohong sih, emang kenapa. Kamu naksir justin yaaa?”

“yah gitu deh.. tapi kamu jgn bilang siapa2 yahh aku tuh udah dari dulu suka sama dia bayangkan dari kelas 
2 SD cit”

“sippdeh, aku gk bakal kasih tau siapapun”

-perasaanku sudah agak sedikit tenang karena setidaknya jika aku kelak tiada sudah ada seseorang yg mengetahui perasaanku kepada justin.  suddenly, justin bersama dengan seorang wanita cantik yg kami berdua tidak kenal menyapa aku dan citra yg sedang duduk didepan kelas, tampaknya mereka seperti pasangan-

“ehh, kalian lagi ngapain?” Tanya justin

“emm.. kita lgi duduk aja, ini siapa just?” Tanya citra

“ohiya, ini aku lupa kenalin sama kalian. Ini pacarku, baru kemarin jadian” jelas justin

“loh, bukannya baru kemarin kamu main basket dengan kita bertiga?” kata citra

- berat rasanya menerima kenyataan yg baru aku ketahui itu, ingin rasanya aku mengungkapkan semua isi 
hatiku ke justin tapi aku rasa itu bkn waktu yg tepat untuk justin mengetahuinya. Tak sadar diriku, ternyata tetes air keluar satu persatu dari mataku yg semula putih bening kini menjadi merah berair. Perlahan kuusap titik2 air yg terus mengalir dipipiku itu-

“iya, pas disekolah aku nembak dia. Namanya Sofia dia anak IPA 1 satu kelas denganku” ujar justin

“selamat yaa just sof” ujarku dengan berat hati

 “ohh jadi..” ucap citra terputus

“ehh (yn) kamu kenapa? Kok matanya merah?” Tanya justin memotong pembicaraan citra

“emm engga, tadi Cuma sedikit perih matanya. Yaudah aku ketoilet bentar yam mau cuci mata” jelasku

“ (yn) di westaple kelas aja kan ada” saran citra

“engga deh..” jawabku sambil berlari menuju toilet

-butiran air terus mengalir dipipiku, jilbab putih yg kupakai kini menjadi basah. Aku tak dapat menghentikan deraian air mata itu. Terus terbayang dipikiranku ucapan justin yg kudengar serta keromantisan justin dan sofia yg tadi ku saksikan, tak pernah terbayangkan olehku bahwa hari ini akan menjadi hari yg begitu menyakitkan untukku padahal baru kemarin aku merasa bahagia karena justin begitu perhatian denganku namun ternyata aku salah kemarin itu hanyalah perhatian kecil biasa sebagai seorang teman. Yaallah mengapa cepat kau ambil kebahagian itu dariku!? Terus kusesali diriku mengapa aku tak pernah mau mengungkapkan perasaanku kepada justin. Sampai akhirnya citra menyusulku ketoilet yg letaknya tidak jauh dari ruangan kelasku-

“loh (yn), kamu kenapa?” Tanya citra

-akupun memutar posisi tubuhku dan menghampiri citra yg berada disampingku, aku memeluk citra dengan 
erat-

“udah (yn) kamu harus kuat yaa, kamu harus yakin kalo nanti suatu saat kamu bakalan gantiin posisinya sofia. Sekarang kita ke kelas yukk ridho udah nyariin kita” bujuk citra dengan nada yang begitu lembut

-akhirnya aku dan citra pun kembali kekelas, dengan mataku yang masih agak sedikit merah. Pulang sekolah biasanya aku ridho dan citra pulang bertiga, namun hari ini tampak berbeda aku memilih untuk pulang sendiri-

“(yn), pulang yukk?” Tanya ridho

“engga deh, kalian duluan aja yaa” jawabku

“loh kenapa? Kan gk seru kalo pulangnya gk ada kamu?” ujar ridho

“iya (yn) ayolah kita pulang” bujuk citra

“emm.. aku lagiii.. lagi ada urusan sebentar,  aiya ada urusan. Kalian duluan gkppa yaa??” jelasku terpatah2

“ohyaudah deh.. kita duluan yaa” kata citra meninggalkanku dikursi depan kelas

-suara keramain dilingkungan sekolah mulai tak terdengar. Tak terlihat lagi lalu lalang orang2 didepanku, sekolah sudah mulai sepi hanya aku yg tersisah disana,tiba2 terdengar olehku nada yg begitu indah yg memecahkan keheningan disekitar sekolah. Aku terus mengikuti arus suara tersebut sampai akhirnya aku sampai dititik suara itu ternyata ada seorang siswa laki2 yg sedang memainkan piano diruang music tanpa ada satu org pun yg menemaninya. Aku hanya dapat melihatnya dari jendela aku tak berani memasuki ruangan itu. Tak lama pria itu mengalihkan pandangannya kearah jendela tepat dimana aku berdiri, ternyata itu justin yaa dia justin yg sedang memainkan piano, ingin sekali rasanya aku memasuki ruangan music itu namun langkah kakiku sangat menolak untuk melangkah kedalam ruangan itu. Sungguh itu permainan piano yg sangat indah-

“hey (yn), kamu ngapain?” Tanya justin

-aku begitu gugup berhadapan dengannya, namun aku mencoba membuka mulutku untuk berbicara dgnnya-

“emm, tadi aku mendengar suara piano dan aku mengikutinya dan ternyata kau yg memainkannya. Kau 
hanya sendiri?”

“engga, ada sofia kok tapi dia lagi keluar beli minuman. Jadi yaa aku latihan sendiri deh, kamu kok blm 
pulang?”

“aku.. aku lagi pengen disekolah aja?” tanyaku gugup

“kamu kok kayak gelisah gitu?” Tanya justin sedikit heran

“emm engga kok, aku Cuma mau bilang kamu main pianonya bagus. Yaudah kalo gitu aku pulang yaa” 
pamitku kepada justin

-entah kenapa saat itu aku merasa sangat cemburu ketika aku tahu bahwa justin latihan piano dengan 
sofia pacar barunya itu. Aku terus menyalahkan diriku, kenapa aku tidak bisa seperti sofia yg dapat bermain piano berdua dengan justin padahal aku sangat ingin berlatih piano dengan justin. Deraian air mataku pun menetes lagi hingga sampai kerumah butiran air itupun masih sangat deras mengalir, terus kucoba mengusapnnya agar tak tampak oleh siapapun bahwa aku menangis-


If you're a readers please leave a coment :D

Power Of Love~

“Power Of Love” – part 4

-hari ini aku sangat bahagia, aku tak mengira bahwa aku akan dipertemukan lagi dengan seseorang yg begitu ku cintai. Sepulang sekolah tadi aku ridho dan citra akan ada janji untuk bermain basket dilapangan sebelah rumah citra-

“citra..” panggilku dan ridho

-beberapa kali kami memanggil namun tak ada respon sama sekali, ternyata ketika aku dan ridho menuju ke 
lapangan basket. Disana ada justin dan citra yg sedang berlatih pemanasan, begitu gugupnya aku saat menghampiri mereka-

“ehh cit, ternyata kamu disini aku sama (yn) udah capek2 manggilin kamu” kata ridho

“iya maaf yaa.. tadi aku sama justin lagi iseng aja buat pemanasan sekalian nungguin kalian, tadi kata justin 
dia juga mau ikutan main basket jadi yaudah deh kami kesini” jawab citra

“iya, boleh ya aku ikutan? Boleh dong” kata justin sambil mengedipkan matanya kearahku

-oh my god! What should I do? Sumpah aku sampe gk bisa ngomong pas liat kedipan matanya justin, 
terakhir aku melihat kedipan matanya 8thn yg lalu waktu aku lagi ditaman sama ayahku dan dia sedang main ayunan dengan ibunya-

“iya kok boleh, kita kan udah lama gk main bareng” kata ridho

-kami pun bermain bersama, namun ditngah keasikan yg kami rasakan. Tiba2 saja aku merasakan sakit kepala yg sangat dahsyat, cahaya yg terang perlahan mulai redup, suhu yg begitu panas perlahan mulai mendingin, nafasku yg perlahan sesak seperti ditahan. aku tak sadar apa yg terjadi dengan diriku-

*rumah citra

- kubuka mataku secara perlahan, mulai terlihat beberapa cahaya dan objek yg ada didepanku. Sedikit demi 
sedikit tubuhku mulai bergerak dari yg semula kaku -

“(yn), kamu udah sadar?” Tanya ridho

“aku kenapa?” tanyaku heran

“kamu tuh tadi pingsan” kata citra

“iya (yn), kamu lagi sakit ya?? Kenapa dipaksain sih main basketnya?” kata justin

-aku begitu senang dengan kata2 yg baru saja dilontarkan oleh justin-

“engga kok, Cuma pusing sedikit doang” jawabku

“yaudah sekarang kamu mendingan pulang aja ya” kata ridho

“yaudah, hati2 yaa (yn)” kata justin

-aku dan ridho pun pulang, ridho yang menghantarkan aku sampai tepat didepan pintu-

*rumah

“loh (yn), kamu kenapa? Kok pucat gitu bibirnya?” Tanya ibuku yg berdiri tepat dihadapan aku dan ridho

“tadi (yn) pingsan, jadi aku langsung bawa pulang deh” jelas ridho

“terus gimana? Kan tadi udah ibu bilang gk usah main basket dulu, tunggu sampe keadaan kamu stabil” kata 
ibuku

“ahh., kalo nungguin keadaanku stabil gk bakalan stabil2 bu, perasaan selalu itu yg ibu bilang. Kapan sih bu 
aku bisa sehat kayak teman2 yg lain? Katanya Cuma sakit kecil biasa”

-saat itu ridho dan ibuku terhentak mendengar perkataanku tadi, lalu ridho memelukku-

“kamu, jangan bilang gitu (yn). Kamu harus kuat sebentar lagi kamu bakalan sembuh kok” kata ridho

“yaudah (yn) masuk dulu istirahat” kata ibuku

“yaudah ridho langsung pulang pulang aja ya tante” pamit ridho               

-ungkapan hatiku satu persatu kutulis dibuku diary pemberian justin yg masih kusimpan dilemariku, perlahan 
mata pulpen yg tajam melukiskan isi hatiku di buku diary tersebut-


If you're a readers please leave a coment :D

Power Of Love~

“Power Of Love” – part 3

-jujur aku masih penasaran dengan lelaki yg tadi pagi ku ikuti, aku ingin memastikan bahwa itu justin atau bukan, lalu aku menelpon ridho-

*telepon

“hallo ridho ini aku (yn)”

“adaapa, baru juga tadi siang ketemu kok udah nelpon sih? Kangen yaa?”

“ihh bukan, aku mau tanya2 sama kamu”

“nanya apaan sih? Emang kamu polisi”

“udah deh aku lgi gk mau bercanda”

“iyaiya, emng mau nanya apaan sih?”

“kamu ingat Justin gak?” tanyaku dengan sedikit terpatah

“justin? Justin siapa?”

“ituloh anaknya om jemy, masa gk ingat sih? Yg waktu itu sekelas sm kita terus dia pindah sekolah”

“ohiyaiya aku ingat kenapa?”

“kamu ingat sama wajahnya dia gk?”

“kalo dulu sih ingat, tpi kalo sekarang kyknya engga deh. Mungkin dia udah berubah”

“oh gitu yaa?” yaudah, bye” matiin telpon

-aku keluar kamar dan meminta izin untuk keluar sebentar buat nyari angin sambil mengingat memori SD, perlahan aku mendekati ayah dan ibuku yg sedang asik bercanda dengan jaxon-

“yah, (yn) boleh keluar sebentar gk?”

“gak boleh” kata jaxon

“ihh apaan sih kamu! Aku nanyanya sama ayah bkn sama kamu!”

“mau kemana sih emang?” Tanya ayahku

“yaa mau cari angin yah.. (yn) bosan dirumah terus masa ini itu gk dibolehin”

“ayah gk ngizinin kamu melakukan apa2 bkn tanpa alasan, tapi ada suatu alasan (yn)”

“ahh udahdeh.. kalian gk ngerti apa rasanya dikurung kayak napi gini” pergi kekamar

-keesokan harinya disekolah-

*sekolah

“dho, kamu tau siswa itu gk?” sambil nunjuk pria yg kemarin menuduhku mencuri

“siapa?”

“oh itu aku tau” ucap citra tiba2

“ahh kamu cit, ngagetin aja kyk petir kamu ah asal sambar aja” kata ridho

“siapa cit siapa?” tanyaku penasaran

“itu si justin”

“apa? Justin?”

“iya justin”

“dho dho, kamu ingat gak?” tanyaku

“oh iyaa kalo dari matanya sih emg mirip tpi hidungnya kok mancung banget sih?”

“ailah, kan kata kamu wajah org bisa berubah2”

“ihh kalian adaapa sih?”

“sttt diem cit.. this is important”

“oh iya (yn) aku ingat itu emang justin”

“yaudah yok kita kejar” narik tangan ridho

“aku ikut dong” kata citra

-aku ridho dan citra pun berlari mengejar justin-

“justin..” panggilku

“iya..” menolehkan pandangannya “oh kamu yg kemaren kan?”

“iya, kamu justin drew.. emm”ucapku terputus “justin drew apa dho?”

“bieber?” lanjut justin

“iya”

“kalo iya kenapa kalo engga kenapa?”

“serius, kamu justin drew bieber?” tanyaku gemeteran

“emang iya, kenapa?”

“ingat aku sama dia gak?” nunjuk ridho

“kalian siapa?”

“sinisini” mendekati justin “ini aku ridho sama (yn) kelas 2B waktu itu, ingat gak?” Tanya ridho

“wait..” ucap justin “ohh iya aku ingat” jawab justin

-betapa senangnya hatiku saat itu, ternyata lelaki yg mengiraku pencuri kemarin benar justin. Pirasatku tak 
salah lagi-

If you're a readers please leave a coment :D