Hii.. thank you so much for visited my blog. i love writing, why? because writing can give me a new idea.. semoga terhibur dan selamat membaca..~

Selasa, 22 Juli 2014

Power Of Love~

“Power Of Love” – part 8

-saat tiba dirumah, segera aku masuk kamar dan meluarkan handphone lalu aku mencetak semua photo yg kuambil disekolah tadi. Ketika aku hendak mencetaknya aku mendengar suara pintu yg perlahan terbuka seperti seseorang yg hendak mencoba membukanya, namun tak begitu kuhiraukan. Terus kulanjutkan mencetak poto itu dan suara pintu itu terdengar lagi oleh ku. Perlahan aku mendekati pintu kamarku itu, dan ternyata jaxon lah pelakunya-

“nah loh, ayo mau kemana? Kamu ngapain sih disini?” Tanyaku mencubit telinga jaxon

“ampun kak ampun..! sini deh biar jaxon jelasin mending kita masuk kekamar kakak aja ya, biar asik jaxon jelasinnya” jawab jaxon dan menarik tangaku kedalam kamar

“duh.. lepasin dek”

“bentar ya kak.. jadi gini..” jelas jaxon yg masih menarik tanganku itu

-!!!!!!.. dan.. tahu apa yg terjadi?? Jaxon mengambil photo yg telah selesai dicetak diatas alat tersebut, lalu 
dia melepaskan tangaku-

“ohh., jadi ini yg mau kamu jelasin ya? Jadi ternyata tadi kamu ngintipin kakak yaa? Balikin gk poto itu?”

“iya, dari tadi juga jaxon perhatiin kakak senyum2 sendiri. eh pas liat dimonitor computer kakak ada 
potonya kak justin”

“loh.. kau tau namanya dek? Tau dari mana?” tanyaku dengan sedikit menundukan badanku

“ya tau dong, gktau dari mana2 sih. Kan dibajunya kak justin tertulis tuh namanya Justin Drew Bie.. apaan 
sih ini kok gk jelas lagi tulisannya, kakak motoinnya kurang jelas sih” jelas jaxon mengangkat poto itu

“ihh.. sini dong balikin!” lanjutku sambil merampas poto itu dari jaxon, namun jaxon berlari dan pergi dari 
kamarku

“duh.. bisa-bisanya ya aku dibodohin sama anak sekecil jaxon? Yaudah gkppalah, toh aku kan masih punya 
poto justin”

-lalu aku mencetak poto justin yg lain, dan kuambil diary dari justin itu dilemariku dan langsung ku tempelkan 
poto justin yg telah ku cetak didepan cover diary tersebut. Setelah selesai, aku mengambil beberapa 
gambarku. Tapi ketika aku hendak berfoto ternyata lampu kameranya dalam posisi on, dari situ aku 
menyadarinya. Malu pasti yg aku rasain tapi yg lebih aku takutkan kalau justin sampai tahu bahwa aku 
mengambil gambar dirinya. Tapi tak apalah, sekalian agar justin peka dengan perasaanku. Setelah 
kutempelkan poto ku dan poto justin dicover buku diary berwarna ungu dengan gambar hati didepannya 
serta taburan kelopak bunga mawar berwarna pink akupun mengembalikannya ketempat biasa aku 
menyimpannya selama beberapa tahun ini-

“(yn), kamu makan dulu yaa nanti setelah kamu makan langsung minum obat, itu obatnya Cuma tinggal beberapa doang udah hampir habis kok. Jadi jangan ditunda2 lagi ya minum obatnya biar cepat sembuh” kata ibuku yg berdiri disamping pintu kamar

“iya bu, entar (yn) minum kok. Bu tapi (yn) heran deh, perasaan (yn) Cuma sakit biasa tapi kok gini banget 
sih bu? Perasaan gk ada deh penyakit biasa yg sembuhnya lama banget kayak (yn)”

-tiba2 ibuku meneteskan air mata, aku tak tahu apa karena perkataanku tadi menyinggung perasaan ibuku 
atau ada yg salah dengan kata2 yg aku ucapkan tadi-

“ibu kenapa bu? (yn) salah ya bu ngomong kayak gitu?”

“gk sayang kamu gk salah kok., kamu harus kuat (yn). Jujur sebenarnya ibu sama ayah masih belum siap 
memberitahu tentang penyakitmu nak, tapi ibu pikir kamu udah cukup dewasa untuk mengetahui penyakit yg 
kamu derita, kamu punya divonis dokter kanker hati, tapi ayah sama ibu janji akan berusaha agar kamu bisa 
sehat kyk teman2mu yg lain” perlahan ibuku memelukku dan mengelus2 jilbab yg masih terpakai dikepalaku itu

-secara tiba2, aku meneteskan air mataku tak dapat kuhentikan air yg terus mengalir dipipiku itu. Sekarang 
aku sudah mengetahui penyakit yg aku rasakan selama bertahun2 ini, mungkin itulah alasan semua orang tak 
ingin membertahu penyakitku bahkan dokter spesialis ku sendiripun tak mau memberitahuku-
“kamu harus tetap kuat ya nak, banyak kok orang yang mengidap penyakit sepertimu, dan mereka bisa sembuh. Karena mereka tetap semangat menjalani hidupnya, yakin kalau orang2 disekitar kamu sangat menyayangimu”

“tapi, (yn) masih gk bisa nerima semua ini bu.. kalo seandainya (yn) meninggal gimana bu?”

-ibuku langsung melepaskan pelukannya dan..-

“(yn), kamu gk boleh ngomong gitu ah.. pokoknya haru yakin kalo kamu masih diberi kehidupan yg panjang 
sama allah, ingat ibu ayah jaxon dan teman2mu sangat menyayangimu. Jadi kamu harus kuat demi org2 yg 
menyayangimu”

-terlintas dipikiranku tentang justin, karena sampai saat ini justin tak pernah tahu bahwa aku sangat 
menyayanginya. Aku sangat berharap justin akan menyayangiku juga, mungkin itu kebahagian terindah yg 
dapat aku rasakan setelah kasih sayang dari keluargaku jika itu memang benar terjadi-

“(yn), kamu kenapa nangis?” Tanya ayahku yg baru saja datang

“(yn) gkppa kok yah, (yn) akan berusaha kuat melawan penyakit kanker ini yah”

“engga nak kamu gk sakit kanker kok, penyakit kamu gk separah itu sayang. Udah yaa kamu istirahat aja”

-ayah kemudian menarik tangan ibuku menuju keluar, perlahan kuikuti mereka-

***

-kulihat ayah dan ibuku bertengkar karena ibu yg memberitahuku tentang penyakit yg aku derita, ayah terus menyalahkan ibu, ingin rasanya aku mendekati mereka dan menjelaskan semuanya namun aku tidak berani. Taklama aku melihat dengan kedua mataku ayah menampar ibu yg sedang menangis, dan aku pun langsung menghampiri mereka dan kupeluk ibu yg memeggang pipi sambil menangis-

“yah.. udah dong ibu gk salah kok, (yn) juga gkppa dikasih tau tentang semuanya malah (yn) senang jadi kalo (yn) nanti udah gk ada (yn) udah tenang karena udah tahu penyakit yg membunuh (yn), ayah jangan marahin ibu yah”

-tiba2 jaxon berlari dari kamarnya dan memelukku yg berdiri diruang tamu sambil menangis-

“kakak jangan tinggalin jaxon, jaxon tahu jaxon selama ini suka bikin kakak marah. Tapi jaxon sayang sama 
kakak jaxon gkmau kakak ninggalin jaxon pliss kak jangan tinggalin jaxon”

-kutundukan sedikit badanku dan kupeluk jaxon dengan erat dengar air mata yg terus bercucuran-

“iya, kakak gk bakalan ninggalin jaxon kok, kakak akan selalu ada buat jaxon kapanpun jaxon mau. Kakak 
lebih sayang sama kamu dek, kakak gk mungkin tega ninggalin kamu. Kamu jangan nangis yaa, masa anak laki2 nangis sih” sembil kuusap air mata jaxon dan kuajak sedikit tertawa

“promise me kak”

“promise”


-ketika aku mengangkat tubuhku, terilhat ayah yg selalu terlihat kuat didepanku itu menangis. Tak tahan 
rasanya aku melihat semua orang menangisiku, aku pun berlari menuju kamar tanpa bicara kepada mereka-


If you're a readers please leave a coment :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar