“Power
Of Love” – part 9
***
*keesokannya disekolah
-hari ini jam pertama kelas adalah olahraga, saat pemanasan aku berbaris
tepat disamping justin. Justin senyum dengan mengalihkan arah kepalanya ke
arahku kubalas dengan senyuman kecil dibibirku, saat itu terasa seperti surga
dalam hidupku -
“(yn), kau sakit? Kenapa kau
terlihat pucat?..” Tanya justin
“ee..” belum selesai aku menjawab
pertanyaannya lalu justin
“kalo kamu sakit minta izin gk ikut
aja ntarr pingsan lohh, kamu istirahat aja di UKS, paa…” lanjut justin dan
hendak memanggil guru olahraga
“ssttt…” ku letakan jari telunjukku
tepat didepan bibir justin “engga, gk
usah aku gk sakit kok lagian kata
siapa bibirku pucat engga ini tadi pagi abis
main bedak sama jaxon jadi mungkin ini bedak” sambil sedikit
kuusap bibirku
“ohh yaudah, tapi kau jgn terlalu
kecapean yaa soalnya kamu kayak lemas gitu” jawab justin sambil
meletakkan
tangan kanannya dipundakku
-kuarahkan pandanganku kearah tangan
justin yg berada tepat diatas pundakku itu lalu aku tersenyum kecil-
“emm iyaa makasih”
-lalu kami memulai pemanasan, baru
melakukan beberap gerakan tiba2 saja penglihatanku menjadi buram
seperti
tertutup sebuah kain hitam dadaku terasa sakit yg begitu dahsyat lalu tiba2 aku
merasa bahwa tubuhku telah jatuh dari posisiku semula, dan aku merasa bahwa
tangan yg memegang tubuhku itu adalah tangan justin, setelah aku merasa seperti itu aku tak tau
lagi apa yg sedang org2 lakukan taktahu apa yg orang2 katakan aku merasa diriku
sedang tertidur pulas-
***
-tiba diruangan uks-
-perlahan mataku mulai terbuka
walaupun belum terlalu jelas terlihat seseorang yg berdiri tepat disamping
tempat tidur UKS itu seperti justin-
“justinn..” ucapku tersenyum dan
hendak bangun dari tempat tidur
“aku ridho (yn)” jawab ridho yg
berdiri disampingku
-ternyata itu ridho, aku merasa
kecewa aku mengira justin yg membawaku dan menggendongku ke UKS
ternyata aku
salah ridho lebih perhatian kepadaku disbanding justin-
“tunggu sebentar yaa, aku telpon ibu
kamu dulu”
-kubalikkan posisi tubuhku dan tak
terasa aku meneteskan air mata, pikiranku terus bertanya kemana justin?
Kenapa
dia tidak ada disaat aku kayak gini? Apa dia emang sama sekali tak menyukai ku?
Aku menangis
aku berharap justin ada disampingku seperti yg dilakukan ridho-
“(yn)..” panggil ridho
“iyaa” sambil mengusap pipi
“kamu nangis?”
“ahh engga kok, kamu kenapa nelpo
ibu?”
“engga, tadi pas kamu pingsan ibumu
mau kesini nah ini aku mau kabarin kalo kamu udah sadar”
“ohhiya kalo gitu, makasih ya ridho”
“iya sama2, (yn) aku mau ngomong
sebentar”
“ngomong apa dho?”
“emm.. aku suka sama kamu”
-aku diam sejenak dan kutundukkan
kepalaku aku bingung kenapa ridho bilang gitu-
“(yn) kamu suka kan sama aku? (yn)?
Kok kamu diam?”
“kamu gk lagi becanda kan dho?”
“engga (yn) aku serius dan ini yg
harusnya dari dulu aku bilang sama kamu”
“tapi dho..” jawabku terputus
“tapi apa (yn)?”
“aku belum bisa jelasin..” aku
berjalan menuju ruang UKS
“(yn) tunggu sebentar..”
***
If you're a readers please leave a coment :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar